Sabtu, 28 Mei 2011

Yuk Cari Kerja Baru

 Berpindah kerja ke tempat lain itu merupakan hal yang biasa. Tapi, tidak boleh sembarangan, kuasai rambu-rambunya agar tidak tersesat. bagaimana cara yang efektif untuk melamar pekerjaan ke tempat lain sementara Anda masih terdaftar dan terikat di satu perusahaan? Nggak perlu bingung! Sebenarnya kunci melamar pekerjaan saat Anda masih berstatus karyawan di perusahaan, terletak pada kepandaian Anda mengatur waktu dalam mencari pekerjaan baru. 

Untuk itu Anda harus mempelajari situasi, kapan waktu yang tepat untuk membuat resume dan menyiasati waktu untuk melakukan interview di sela-sela waktu kerja. Dalam hal ini Anda harus mendapatkan pekerjaan baru tanpa menimbulkan anggapan nggak enak di mata rekan-rekan, terlebih bos Anda. Berikut ini Tips sukses berpindah kerja ke kantor lain:

#1. Lewat Jaringan Aman. Jaringan alias network adalah cara terbaik mencari pekerjaan baru. Teman lama bisa memberi info tentang kantornya yang baru. Terkadang, bukan teman dekat pun bisa jadi penolong. Misalnya senior jaman kuliah atau SMA dulu. Cara ini justru lebih aman dan efektif ketimbang menjawab iklan di media masa. Karena menurut penelitian, kesempatan dipanggil biasanya hanya 15-20% saja. Banyak iklan lowongan kerja yang perlu diwaspadai.

#2. Belanja Info Perusahaan. Teliti perusahaan yang Anda incar. Di samping bidang usahanya, juga ukuran perusahaannya. Ini perlu diketahui karena tujuan pindah adalah untuk mendapatkan nilai tambah dibandingkan dengan perusahaan yang sekarang. Cari perusahaan yang prospeknya cerah di masa depan. Jangan sekali-kali memilih perusahaan besar, tapi statusnya mencurigakan, tak jelas, apalagi ada gosip akan bangkrut.

#3. Info Jabatan Baru. Pelajari jabatan yang ditawarkan kepada Anda. Jangan tergiur oleh judul jabatan yang terlalu muluk. Misalnya Production Manager, padahal bobotnya hanya supervisor atau executive saja.

#4. Manfaatkan Waktu Luang. Kalau ada waktu, coba kurangi jalan-jalan ke mall atau hang-out bareng rekan di cafe. Isi dengan kegiatan organiasi yang lebih pas. Misalnya kursus bahasa, atau kuliah lagi di malam hari. Semua ini akan membuka jalur baru yang akan menghantar Anda pada tawaran kerja baru.

#5. Tutup Mulut Saja. Jangan cerita pada teman. Tetapa kalau punya teman yang terbukti bisa memegang rahasia, bolehlah perburuan ini disampaikan padanya. Terutama saat Anda harus meghilang untuk wawancara. Namun jangan pernah membagi rahasia Anda pada rekan sekantor, karena berdasarkan pengalaman cepat atau lambat rahasia akan segera tersebar, baik sepengetahuan Anda atau tidak. Bagaiamana dengan atasan? Jangan cerita dulu. Bisa-bisa dia tersinggung, lalu langsung mencari pengganti Anda dan membiarkan Anda pergi begitu saja. Padahal saat Anda menyampaikannya, status Anda di perusahaan baru belum jelas: diterima atau tidak.

#6. Atur Langkah. Pandai-pandailah mengatur jadwal wawancara atau tes. Delegasikan pekerjaan pada anak buah, atau teman sejawat yang pantas melakukannya. Katakan proyek yang ditangani memaksa Anda keluar kantor. Ban kempes atau sakit perut juga bis jadi alasan aman. Tetapi jangan terlalu sering pakai alasan yang sama.

#7. Menghapus Jejak. Hati-hati jika memakai peralatan kantor. Jangan tinggalkan CV, surat referensi atau portofolio/contoh hasil karya di meja kerja. Saat memperbaiki CV di komputer kantor, simpan di flashdisk pribadi. Untuk menangkap kesempatan bertemu dengan pembuat keputusan, telepon saja di pagi hari. Biasanya mereka sudah mulai bekerja lebih awal dari sekretaris mereka. Cobalah bicara langsung, sebelum terjegal oleh sekretaris atau resepsionis. Cara yang paling tak berisiko adalah minta mereka agar bersedia meninggalkan pesan di rumah. Lengkapi telpon rumah dengan answering machine atau voice mail di handphone.

#8. Saat Harus Wawancara. Sebaiknya ambil cuti untuk menghadiri wawancara. Sediakan waktu yang agak banyak, siapa tahu Anda harus menjalani beberapa tes sekaligus. Waktu yang lebih leluasa juga membuat Anda tenang berpikir dan menghitung untung rugi pindah kerja. Bersiap menjawab jebakan seperti ini, “Apakah atasan Anda tahu di mana Anda berada saati ini?” Hindari menjawab dengan, “Ya, saya bilang kepada atasan saya bahwa saat ini saya sedang ke dokter.” Calon atasan akan menganggap Anda berbakat jadi pembohong dan suka melarikan diri dari kantor. Jawaban paling aman dan engundang rasa respek adalah,“Saya sengaja ambil cuti untuk wawancara ini.” Calon atasan akan menganggap Anda serius menjalani tes ini.

#9. Mari Berhitung. Bandingkan apa yang akan Anda terima: gaji, tunjangan, jaminan sosial, kesehatan, maupun pengembangan karir dengan tempat sekarang. Jangan hanya membandingkan dan menghitung gaji saja. Hitung semuanya!

#10. Pergi dengan damai. Begitu diterima, atur waktu untuk meninggalkan kantor. Biasanya Anda akan berurusan dengan bagian personalia yang akan mengadakan exit interview untuk Anda. Saat ditanya soal perusahaan, atasan dan rekan kerja, jangan terpancing mengatakan alasan yang membahayakan diri sendiri. Dunia bisnis itu sempit, dan kata-kata Anda bisa cepat menyebar kembali ke telingan mantan atasan. Jelas ini akan menyulitkan langkah dan reputasi Anda kelak. Biasanya perlu 2-4 minggu sebelum meninggalkan kantor lama.

#11. Jangan Berhenti Mencari. Pencarian pekerjaan baru berikutnya langsung dimulai begitu Anda masuk kerja di kantor baru. Jadi perlakukan setiap orang dan klien dari perusahaan baru ini sebagai jalur potensial menjaring pekerjaan berikutnya. Walau Anda senang dengan pekerjaan sekarang, tetaplah mencari peluang untuk meningkatkan taraf hidup dan kebahagian. So keep looking!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar