Rabu, 25 Mei 2011

Mau Dong Promosi

 "Saya sangat kecewa dengan kebijakan perusahaan ini. Saya sudah bekerja selama 10 tahun, sampai saat ini masih jadi supervisor. Tapi si Budi yang baru kerja 4 tahun disini, sudah dipromosikan jadi Manager. Saya sungguh tidak mengerti, kenapa Management perusahaan begitu tidak adil, begitu buta matanya. Saya merasa tidak dihargai....dan kecewa sekali...!!!"

Keluhan seperti ini sering terdengar dikalangan profesional. Mereka merasa jerih payah mereka tidak dihargai oleh perusahaan. Ada profesional yang bekerja bahkan sudah 10 - 15 tahun, tetapi tidak dipromosikan, sedangkan orang-orang yang relatif baru masuk, sudah diangkat jabatannya. Mengapa bisa seperti ini ? Ada beberapa penyebab yang membuat orang seperti diatas tidak dipromosi.

#1. Paradigma Senioritas vs Paradigma Kontribusi
Banyak orang berpikir bahwa orang akan dipromosi atau tidak, berdasarkan berapa lama atau berapa tahun ia bekerja. Padahal, pola pikir seperti ini sudah tidak berlaku lagi dijaman sekarang. Dunia bisnis semakin kompetitif. Perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang bisa menunjukan prestasi. 

Perusahaan mencari dan membutuhkan para profesional yang bisa menunjukan prestasi dan memberikan kontribusi diatas rata-rata. Tidak peduli Anda sudah bekerja berapa tahun di perusahaan ini, selama Anda tidak menunjukan prestasi yang maksimal, maka Anda akan dihargai "murah" dan tiket untuk naik ke jenjang yang lebih tinggi sudah "dicabut"

#2. Penguasaan "Ketrampilan Tehnis" vs "Ketrampilan Non-Tehnis"
Seorang Supervisor mengeluh, "Saya merasa diperlakukan tidak adil oleh perusahaan. Masa si Dani yang ketrampilannya begitu-gitu saja, kok malah di promosi. Kalau mau diadu, saya berani taruhan, skill jauh melampaui ketrampilan Dani. Dia kan bocah ingusan yang baru masuk beberapa tahun ini. Sedangkan saya sudah memiliki jam terbang yang melampaui kemampuan dia. Yang buat saya heran, kok.. malah dia yang dipromosi"

Supervisor seperti ini tidak memahami dan tidak menyadari bahwa prestasi seseorang akan dinilai dari dua ketrampilan yang ia miliki, yaitu ketrampilan tehnis dan ketrampilan non tehnis. Ketrampilan tehnis adalah ketrampilan dasar yang berkaitan dengan tugas-tugas utamanya, misalya Supervisor Accounting harus menunjukan ketrampilan accounting, seorang Salesman, harus memiliki selling skill. 

Sedangkan ketrampilan non-tehnis berkaitan dengan kejujuran, kedisplinan, kepatuhan, kemampuan kerja sama dengan orang lain, ketahanan didalam menghadapi tekanan-tekanan, kemampuan berkomunikasi dengan baik, kemampuan bereaksi secara positif didalam menghadapi berbagai rintangan, dll.

Seorang Direktur pernah berkomentar seperti ini,"Bagaimana saya mau promosikan dia jadi Manager....kalau saya beri dia tugas yang sulit-sulit, dia protes. Kalau saya tekan dia sedikit, besok bisa ngak masuk kerja. Rata-rata 1 bulan keterlambatan masuk kerja dia kurang lebih ada 60 menit. Kalau ide-idenya saya tidak setujui, mukanya langsung berubah jadi manyun dan monyong. Dengan rekan-rekan kerjanya, ia juga dikenal antik, suka emosional kalau kemauannya tidak diikuti".  Jadi aspek ketrampilan non-tehnis bicara tentang ATTITUDE.

Sebelum dipromosi, setiap karyawan akan diuji dua aspek oleh perusahaan, yaitu ketrampilan tehnis dan non-tehnis. Mayoritas orang tidak lulus dalam pengujian aspek non-tehnis. Dan biasanya pengujian tersebut akan dilakukan dalam waktu yang panjang, dan bisa bertahun-tahun, untuk menentukan apakah orang ini bisa dijadikan partner kerja top management.

#3. Mentalitas anak-anak
"Karena saya tidak dihargai oleh perusahaan, yaaa saya kerja sesuai dengan apa yang saya terima. Saya dibayar nya segini, ya kasih tenaga saya juga sesuai dengan gajinya..."

Sehingga ada karyawan yang memiliki prinsip kerja seperti ini," Sebenarnya saya mampu mengerjakan tugas ini dalam waktu 3 jam, tapi saya sengaja kerjakan dalam 2 hari. Buat apa saya kerja cepat-cepat, toh usaha saya tidak dihargai..."

Cara berpikir seperti ini persis seperti cara berpikir anak kecil,"Kalau Mama tidak belikan mainan...saya tidak mau tidur siang.....". Jadi saya baru mau taat dan tidur siang kalau tuntutan saya dikabulkan ( yaitu beli mainan ).

Banyak orang tidak menyadari bahwa kalau kita bekerja, kita sedang menjual ketrampilan kita. Harga kita tergantung seberapa besar kualitas ketrampilan yang dijual. Orang yang memiliki prinsip keliru ini, tidak pernah akan mau belajar terus menerus untuk meningkatkan kualitas ketrampilannya. Ia merasa rugi untuk bekerja keras, bekerja lebih produktif, bekerja dengan menunjukan prestasi. Karena fokusnya adalah upah yang ia terima. Orang seperti ini ingin menuai tetapi tidak mau menanam. Mau mendapatkan tetapi tidak mau memberi. Mau berhasil, tetapi tidak mau menjalankan prosesnya. Padahal segala aspek dalam kehidupan ini berlaku, APA YANG ANDA TABUR, ITU YANG ANDA TUAI.

Ciri-ciri karyawan yang memiliki mentalitas anak-anak :
-       Selalu menuntut, tetapi sedikit berbuat
-       Selalu menyalahkan lingkungan, tetapi tidak penah intropeksi
-       Selalu menuntut syarat dahulu, baru bersedia mau melakukan sesuatu
-       Menginginkan sukses yang cepat, tetapi tidak mau menjalankan proses.
-       Tidak pernah mau belajar dari kesalahan lalu

Bila Anda memiliki anak buah yang memiliki ciri-ciri seperti diatas, apakah Anda mau beresiko untuk mempromosikan dia ke jenjang yang lebih tinggi? Coba jawab sekarang !

#4. No Easy Success
Tidak ada keberhasilan yang mudah didalam dunia ini. Tidak ada pekerjaan yang gampang dengan rintangan yang sedikit. Bila Anda menginginkan promosi ke jenjang yang lebih tinggi, Anda harus memiliki kemampuan untuk menyelesaikan berbagai tantangan yang lebih berat. Apabila saat ini Anda diberikan beban "masalah" dengan takaran seperti sekarang, pertanyaannya, apakah Anda sanggup mengatasinya? Bila Anda belum sanggup menyelesaikannya, apakah Anda sanggup memikul beban yang lebih berat pada jenjang jabatan yang lebih tinggi?

Banyak karyawan dan profesional yang mengeluh tentang kesulitan dan rintangan yang ia hadapi. Dan banyak diantara mereka memiliki pola pikir "Kalau rintangannya tidak seberat ini, pasti saya bisa menyelesaikan tugas ini dengan tuntas. Abis masalahnya berat sih......" Nah lho, justru Anda sedang diuji, apakah Anda sanggup mengatasi masalah dan beban seperti ini. Kalau Anda bisa dan berhasil, yesssss......., Anda bisa berbangga diri, karena menambah koleksi ketrampilan yang baru lagi. Kesimpulannya, coba Anda ukur diri, apakah Anda sudah menjadi seorang PROBLEM SOLVER, artinya setiap diberi tugas-tugas ( baik yang berat maupun ringan ), Anda sudah bisa selesaikan dengan tuntas tanpa banyak mengeluh & tuntutan. Kalau bisa selesai, dan selalu bisa selesai, coba Anda tambahkan lagi tingkat kesukarannya, dan tinjau lagi, apakah Anda berhasil tidak ? Kalau belum, latihan terus hingga berhasil.

Dengan kata lain, bila posisi Anda sekarang adalah Supervisor, coba uji diri Anda, apakah Anda sanggup mengangkat beban kerja seorang Manager? Apakah anda sudah memiliki berbagai ketrampilan yang dibutuhkan oleh seorang Manager? Bila belum, sekali latihan terus hingga berhasil. Dan selalu ingat : tidak ada keberhasilan tanpa perjuangan gila-gilaan. Semuanya ada harga yang harus dibayar. Dan seringkali, harganya mahal untuk bisa berhasil.

Bila Anda sedang patah semangat sekarang, bangkit, buat suatu target untuk masa depan Anda, rubah cara berpikir Anda, tabur hal yang benar dan jangan pernah menyerah hingga tiba di tujuan. Selamat mencoba lagi dengan cara yang berbeda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar