Sabtu, 28 Mei 2011

Yuk Cari Kerja Baru

 Berpindah kerja ke tempat lain itu merupakan hal yang biasa. Tapi, tidak boleh sembarangan, kuasai rambu-rambunya agar tidak tersesat. bagaimana cara yang efektif untuk melamar pekerjaan ke tempat lain sementara Anda masih terdaftar dan terikat di satu perusahaan? Nggak perlu bingung! Sebenarnya kunci melamar pekerjaan saat Anda masih berstatus karyawan di perusahaan, terletak pada kepandaian Anda mengatur waktu dalam mencari pekerjaan baru. 

Untuk itu Anda harus mempelajari situasi, kapan waktu yang tepat untuk membuat resume dan menyiasati waktu untuk melakukan interview di sela-sela waktu kerja. Dalam hal ini Anda harus mendapatkan pekerjaan baru tanpa menimbulkan anggapan nggak enak di mata rekan-rekan, terlebih bos Anda. Berikut ini Tips sukses berpindah kerja ke kantor lain:

#1. Lewat Jaringan Aman. Jaringan alias network adalah cara terbaik mencari pekerjaan baru. Teman lama bisa memberi info tentang kantornya yang baru. Terkadang, bukan teman dekat pun bisa jadi penolong. Misalnya senior jaman kuliah atau SMA dulu. Cara ini justru lebih aman dan efektif ketimbang menjawab iklan di media masa. Karena menurut penelitian, kesempatan dipanggil biasanya hanya 15-20% saja. Banyak iklan lowongan kerja yang perlu diwaspadai.

#2. Belanja Info Perusahaan. Teliti perusahaan yang Anda incar. Di samping bidang usahanya, juga ukuran perusahaannya. Ini perlu diketahui karena tujuan pindah adalah untuk mendapatkan nilai tambah dibandingkan dengan perusahaan yang sekarang. Cari perusahaan yang prospeknya cerah di masa depan. Jangan sekali-kali memilih perusahaan besar, tapi statusnya mencurigakan, tak jelas, apalagi ada gosip akan bangkrut.

#3. Info Jabatan Baru. Pelajari jabatan yang ditawarkan kepada Anda. Jangan tergiur oleh judul jabatan yang terlalu muluk. Misalnya Production Manager, padahal bobotnya hanya supervisor atau executive saja.

#4. Manfaatkan Waktu Luang. Kalau ada waktu, coba kurangi jalan-jalan ke mall atau hang-out bareng rekan di cafe. Isi dengan kegiatan organiasi yang lebih pas. Misalnya kursus bahasa, atau kuliah lagi di malam hari. Semua ini akan membuka jalur baru yang akan menghantar Anda pada tawaran kerja baru.

#5. Tutup Mulut Saja. Jangan cerita pada teman. Tetapa kalau punya teman yang terbukti bisa memegang rahasia, bolehlah perburuan ini disampaikan padanya. Terutama saat Anda harus meghilang untuk wawancara. Namun jangan pernah membagi rahasia Anda pada rekan sekantor, karena berdasarkan pengalaman cepat atau lambat rahasia akan segera tersebar, baik sepengetahuan Anda atau tidak. Bagaiamana dengan atasan? Jangan cerita dulu. Bisa-bisa dia tersinggung, lalu langsung mencari pengganti Anda dan membiarkan Anda pergi begitu saja. Padahal saat Anda menyampaikannya, status Anda di perusahaan baru belum jelas: diterima atau tidak.

#6. Atur Langkah. Pandai-pandailah mengatur jadwal wawancara atau tes. Delegasikan pekerjaan pada anak buah, atau teman sejawat yang pantas melakukannya. Katakan proyek yang ditangani memaksa Anda keluar kantor. Ban kempes atau sakit perut juga bis jadi alasan aman. Tetapi jangan terlalu sering pakai alasan yang sama.

#7. Menghapus Jejak. Hati-hati jika memakai peralatan kantor. Jangan tinggalkan CV, surat referensi atau portofolio/contoh hasil karya di meja kerja. Saat memperbaiki CV di komputer kantor, simpan di flashdisk pribadi. Untuk menangkap kesempatan bertemu dengan pembuat keputusan, telepon saja di pagi hari. Biasanya mereka sudah mulai bekerja lebih awal dari sekretaris mereka. Cobalah bicara langsung, sebelum terjegal oleh sekretaris atau resepsionis. Cara yang paling tak berisiko adalah minta mereka agar bersedia meninggalkan pesan di rumah. Lengkapi telpon rumah dengan answering machine atau voice mail di handphone.

#8. Saat Harus Wawancara. Sebaiknya ambil cuti untuk menghadiri wawancara. Sediakan waktu yang agak banyak, siapa tahu Anda harus menjalani beberapa tes sekaligus. Waktu yang lebih leluasa juga membuat Anda tenang berpikir dan menghitung untung rugi pindah kerja. Bersiap menjawab jebakan seperti ini, “Apakah atasan Anda tahu di mana Anda berada saati ini?” Hindari menjawab dengan, “Ya, saya bilang kepada atasan saya bahwa saat ini saya sedang ke dokter.” Calon atasan akan menganggap Anda berbakat jadi pembohong dan suka melarikan diri dari kantor. Jawaban paling aman dan engundang rasa respek adalah,“Saya sengaja ambil cuti untuk wawancara ini.” Calon atasan akan menganggap Anda serius menjalani tes ini.

#9. Mari Berhitung. Bandingkan apa yang akan Anda terima: gaji, tunjangan, jaminan sosial, kesehatan, maupun pengembangan karir dengan tempat sekarang. Jangan hanya membandingkan dan menghitung gaji saja. Hitung semuanya!

#10. Pergi dengan damai. Begitu diterima, atur waktu untuk meninggalkan kantor. Biasanya Anda akan berurusan dengan bagian personalia yang akan mengadakan exit interview untuk Anda. Saat ditanya soal perusahaan, atasan dan rekan kerja, jangan terpancing mengatakan alasan yang membahayakan diri sendiri. Dunia bisnis itu sempit, dan kata-kata Anda bisa cepat menyebar kembali ke telingan mantan atasan. Jelas ini akan menyulitkan langkah dan reputasi Anda kelak. Biasanya perlu 2-4 minggu sebelum meninggalkan kantor lama.

#11. Jangan Berhenti Mencari. Pencarian pekerjaan baru berikutnya langsung dimulai begitu Anda masuk kerja di kantor baru. Jadi perlakukan setiap orang dan klien dari perusahaan baru ini sebagai jalur potensial menjaring pekerjaan berikutnya. Walau Anda senang dengan pekerjaan sekarang, tetaplah mencari peluang untuk meningkatkan taraf hidup dan kebahagian. So keep looking!

Tips Strategi Bisnis

Berbicara mengenai strategi di dalam bisnis berarti kita berbicara mengenai bagaimana cara kita dalam berkompetisi atau tempat dimana kita berkompetisi. Jika strategi bisnis yang kita maksud adalah berbicara mengenai bagaimana cara kita dalam berkompetisi dengan kompetitor, maka ada tiga hal penting yang tidak boleh dilupakan, yaitu melakukan sesuatu yang berbeda dengan kompetitor, melakukan sesuatu yang tidak mudah untuk dijiplak, dan memiliki keunggulan kompetitif. 

Ketiga hal tersebut memang merupakan hal yang tidak boleh diabaikan. Berikut beberapa penjelasan singkat mengenai ketiga hal tersebut :

#1 Melakukan sesuatu yang berbeda dengan kompetitor
Ketika kita menjual suatu produk atau jasa, usahakan kita selalu menawarkan hal yang berbeda dengan kompetitor. Misalnya ketika kita menawarkan jasa perhotelan kepada calon klien, salah satu yang harus kita tekankan adalah perbedaan yang kita miliki dengan kompetitor lainnya, misalnya paket sarapan yang lebih lengkap, seperti jika kompetitor kita tidak menyediakan makanan pembuka gratis, kita menyediakannya.

Nah, melakukan atau memikirkan suatu hal yang berbeda merupakan strategi bisnis yang ampuh untuk mendapatkan keuntungan. Mungkin kita lihat, banyaknya hotel yang ada, tapi apa yang membuat tertarik calon konsumen yang ada? Yaitu perbedaan yang dimiliki oleh hotel tersebut. Nah, soal perbedaan, kita bisa mengambil contoh tentang salah satu hotel di Hawaii, yang memiliki fasilitas yang menarik dan berbeda dari kebanyakan hotel, yaitu berenang bersama dengan lumba-lumba..wow, suatu hal yang berbeda dengan yang lainnya bukan? Tetapi hal berbeda tersebut memang adalah salah satu strategi utama yang harus dipikirkan oleh perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa apapun untuk menghasilkan keuntungan dan nilai lebih dibandingkan dengan kompetitor.

#2 Melakukan sesuatu yang tidak mudah untuk dijiplak
Selain berbeda, ada hal lain yang perlu diperhatikan adalah hal tersebut tidak mudah dijiplak. Misalnya saja kita menyediakan kamar tidur di hotel dengan double bed, ya bisa saja hotel lain yang merupakan kompetitor menyediakan double bed juga, namun misalnya jika kita sanggup membuat hal yang tidak mudah dijiplak, seperti misalnya double bed dengan isi air, nah mungkin hal tersebut merupakan hal yang berbeda dan tidak mudah untuk dijiplak. 

Kita telah mengetahui di dalam menjalankan strategi bisnis, kita memang harus mempunyai perbedaan dengan kompetitor. Tapi selain itu, membuat sesuatu yang unik dan tidak mudah dijiplak juga harus merupakan hal yang dilakukan dalam menyusun strategi bisnis perusahaan, karena keunikan dan hal yang tidak mudah dijiplak tersebutlah yang menjadi strength point perusahaan tersebut. Karena jika kita menghasilkan sesuatu yang sama dengan lainnya, apakah bedanya dengan perusahaan yang lain? Sesuatu hal yang tidak mudah dijiplak merupakan hal yang memperkuat reputasi dari perusahaan.

#3 Memiliki keunggulan kompetitif
Biasanya, suatu perusahaan akan dikatakan memiliki keunggulan kompetitif jika perusahaan tersebut mempunyai apa yang tidak dimiliki competitor, melakukan sesuatu yang lebih baik daripada perusahaan lain dan juga apabila perusahaan tersebut melakukan suatu hal yang tidak dimiliki perusahaan lain.

Nah, contoh dari keunggulan kompetitif yang bisa kita lihat adalah dari The Michael Resorts di Gunung Salak Endah yang memiliki keunggulan berupa tanaman langka yang menarik, dan juga Kehala Hotel di Hawaii, yang memiliki tempat khusus untuk berenang bersama dengan lumba-lumba, apalagi dengan adanya seekor lumba-lumba disana yang bernama Nainoa, yang memiliki keunikan tersendiri dibanding lumba-lumba lainnya.
Jadi, di dalam menyusun strategi di dalam bisnis, ada 3 hal yang tidak boleh dilupakan perusahaan, yaitu harus menonjolkan perbedaan yang tidak dimiliki kompetitor, mempunyai hal yang tidak mudah dijiplak, dan juga memiliki keunggulan kompetitif. Ketiga hal tersebut adalah hal yang harus diperhatikan di dalam menjalankan strategi di suatu perusahaan.

Inilah Marketing Handal

Marketing, mungkin ketika Anda membaca ataupun mendengar kata ini langsung terbayang seorang salesman dan saleswoman  yang menawarkan produk baik  barang maupun jasa dari berbagai macam perusahaan. Banyak orang berpandangan negatif tentang pekerjaan seorang Marketing.

Sebenarnya Marketing adalah ujung tombak  suatu perusahaan yang akan menentuakan apakah suatu perusahaan akan meraih kesuksesan atau kemunduran. Tugas utamanya , yaitu menjual produk atau jasa yang merupakan sumber pemasukan bagi suatu perusahaan. Banyak yang mengatakan bahwa apabila Anda pernah kerja sebagai Marketing disuatu perusahaan, maka Anda akan memiliki lebih besar jiwa dan semangat juang dalam menghadapi kerasnya kehidupan didunia ini. Berikut ini beberapa tips untuk menjadi seorang Marketing yang berhasil :

#1 Kenali market Anda
Tentukan segmen mana yang akan Anda pasarkan produk / jasa yang Anda jual. Pastikan Anda menjualnya pada orang yang tepat , the right user.

#2 Berpenampilan menarik
Kesan pertama tentang diri Anda akan terlihat dari penampilan Anda. Anda tidak pernah tahu kapan dan di mana Anda akan bertemu dengan calon client Anda. Jadi, berikanlah kesan baik dan meyakinkan senantiasa kapan pun calon client melihat Anda, karena dengan penampilan Anda yang nampak rapih dan meyakinkan maka client Anda akan menilai bahwa produk atau jasa yang ditawarkan memiliki kualitas yang baik.

#3 Perluaslah koneksi atau kenalan Anda
Kembangkan sayap Anda, jangan hanya terbatas lingkup kecil saja. Perluas wawasan Anda untuk memasuki dunia yang belum pernah  tahu. Semakin banyak koneksi dan wawasan yang Anda miliki maka semakin besar kesempatan Anda untuk mendapatkan client baru.

#4 Kuasai produk atau jasa yang ditawarkan (product knowledge)
Product Knowledge merupakan factor yang harus Anda kuasai. Bagaimana mungkin Anda menawarkan produk atau jasa yang ditawarkan kepada calon client tapi Anda belum menguasai secara penuh mengenai kelebihan, kekurangan, harga, kualitas dan hal lainnya.

#5 Keluar dari comfort zone
Beranikan diri Anda untuk melangkah keluar dari zona nyaman untuk mendapatkan tantangan baru, misalnya mendapatkan client dari kalangan yang pernah Anda masuki sebelumnya. Hal ini akan menuntut Anda untuk memiliki kemampuan kecepatan beradaptasi.

Jangan cepat puas dengan apa yang sudah Anda raih. Anda bekerja dengan target, jika Anda bisa untuk mendapatkan yang lebih maka tidak ada alasan bagi Anda untuk berhenti.

#6 Ciptakan antusiasme dalam diri Anda
Untuk menciptakan antusiasme dibutuhkan usaha dan kerja keras, intensionalitas, dan tindakan. Antusiasme adalah tindakan atau usaha bukan hanya sebuah cita-cita. Maka berusahalah untuk mewujudkan apa yang sudah Anda cita-citakan.

#7 Ketahanan mental
Dunia Marketing adalah dunia yang penuh dengan persaingan dalam hal apa pun, oleh karena itu Anda harus memiliki mental yang sangat kuat. Penawaran yang Anda ajukan tidak selalu dapat diterima oleh client. Penolakan merupakan hal yang sudah wajar dalam dunia Marketing, maka dibutuhkan kesabaran dan ketahanan mental yang ekstra. Tetap konsisten dalam pekerjaan dan pantang menyerah adalah kunci kesuksesan Anda.

#8 Catat testimonial.
Jika Client Anda merasa puas dengan produk atau jasa yang Anda jual, catat testimoni dari mereka. Sebuah testimoni sangat berarti sebagai bukti keunggulan produk Anda. Mereka mungkin akan mengatakan hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh Anda.

Kompak Ditengah Krisis

Krisis ekonomi global yang saat ini kita alami tentu menimbulkan semacam tekanan baik bagi perusahaan maupun orang-orang yang berkecimpung di dalamnya. Jika tekanan krisis ini tidak ditangani dengan baik, maka dapat mengganggu keharmonisan tim dalam lingkungan kerja. Berikut ini adalah beberapa tips bagi pemimpin dalam membangun kebersamaan tim di tengah tekanan krisis.

#1 Diskusi Rutin
Diskusi rutin dengan tim menjadi suatu kebutuhan yang penting, karena selain membangun komunikasi dan kebersamaan tim, juga membantu meningkatkan kinerja tim. Dalam kondisi seperti ini, pemimpin juga dapat mengajak anggota tim untuk bersama mengambil keputusan. Pertimbangkan feedback dari tim, sehingga mereka merasa punya keterlibatan yang penting.

#2 Team Building/Gathering
Meskipun tim bertemu sehari-hari di kantor, namun pertemuan informal juga tetap perlu. Pertemuan informal dalam bentuk team building/gathering ataupun outbound akan mampu mempertemukan masing-masing anggota tim dalam kondisi yang lebih santai dan terlepas dari pekerjaan.

Gathering akan membantu tim untuk lebih saling memahami kepribadian satu sama lain, sehingga dapat bermanfaat ketika nantinya kembali bekerjasama di kantor. Hubungan yang dekat dengan rekan kerja juga akan memungkinkan mereka untuk sharing masalah, sehingga bisa saling membantu dan meringankan beban satu sama lainnya.

#3 Bangun Sikap Positif
Pemimpin harus menjadi role model dalam organisasi. Oleh karena itu, pemimpin yang perlu untuk mempelopori sikap positif dalam segala hal. Ketika seluruh organisasi merasakan penurunan semangat ataupun pesimis saat krisis, maka pemimpinlah yang perlu berdiri di depan dan mendorong sikap positif. Rancang masa depan dengan baik, dan pimpin tim dalam mengatasi tekanan yang terjadi.

#4 Tingkatkan Komunikasi
Komunikasi adalah kunci yang menunjang keharmonisan tim. Melalui komunikasi yang baik, maka pemimpin tim akan memahami seluk-beluk tim, mulai dari kekuatan, tantangan, hingga masalah-masalah yang menimpa anggota tim. Bangun komunikasi yang terbuka, sehingga anggota tim tidak sungkan dalam mengemukakan pendapatnya.

Demikian adalah 4 tips bagi pemimpin dalam membangun kebersamaan tim di tengah tekanan krisis. Mungkin terdengar sederhana dan mudah, namun kenyataan tidak semudah itu. Mewujudkan kebersamaan dalam tim perlu kerja keras dan komitmen yang kuat dari pemimpin. Semoga sukses!

Rabu, 25 Mei 2011

Mau Dong Promosi

 "Saya sangat kecewa dengan kebijakan perusahaan ini. Saya sudah bekerja selama 10 tahun, sampai saat ini masih jadi supervisor. Tapi si Budi yang baru kerja 4 tahun disini, sudah dipromosikan jadi Manager. Saya sungguh tidak mengerti, kenapa Management perusahaan begitu tidak adil, begitu buta matanya. Saya merasa tidak dihargai....dan kecewa sekali...!!!"

Keluhan seperti ini sering terdengar dikalangan profesional. Mereka merasa jerih payah mereka tidak dihargai oleh perusahaan. Ada profesional yang bekerja bahkan sudah 10 - 15 tahun, tetapi tidak dipromosikan, sedangkan orang-orang yang relatif baru masuk, sudah diangkat jabatannya. Mengapa bisa seperti ini ? Ada beberapa penyebab yang membuat orang seperti diatas tidak dipromosi.

#1. Paradigma Senioritas vs Paradigma Kontribusi
Banyak orang berpikir bahwa orang akan dipromosi atau tidak, berdasarkan berapa lama atau berapa tahun ia bekerja. Padahal, pola pikir seperti ini sudah tidak berlaku lagi dijaman sekarang. Dunia bisnis semakin kompetitif. Perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang bisa menunjukan prestasi. 

Perusahaan mencari dan membutuhkan para profesional yang bisa menunjukan prestasi dan memberikan kontribusi diatas rata-rata. Tidak peduli Anda sudah bekerja berapa tahun di perusahaan ini, selama Anda tidak menunjukan prestasi yang maksimal, maka Anda akan dihargai "murah" dan tiket untuk naik ke jenjang yang lebih tinggi sudah "dicabut"

#2. Penguasaan "Ketrampilan Tehnis" vs "Ketrampilan Non-Tehnis"
Seorang Supervisor mengeluh, "Saya merasa diperlakukan tidak adil oleh perusahaan. Masa si Dani yang ketrampilannya begitu-gitu saja, kok malah di promosi. Kalau mau diadu, saya berani taruhan, skill jauh melampaui ketrampilan Dani. Dia kan bocah ingusan yang baru masuk beberapa tahun ini. Sedangkan saya sudah memiliki jam terbang yang melampaui kemampuan dia. Yang buat saya heran, kok.. malah dia yang dipromosi"

Supervisor seperti ini tidak memahami dan tidak menyadari bahwa prestasi seseorang akan dinilai dari dua ketrampilan yang ia miliki, yaitu ketrampilan tehnis dan ketrampilan non tehnis. Ketrampilan tehnis adalah ketrampilan dasar yang berkaitan dengan tugas-tugas utamanya, misalya Supervisor Accounting harus menunjukan ketrampilan accounting, seorang Salesman, harus memiliki selling skill. 

Sedangkan ketrampilan non-tehnis berkaitan dengan kejujuran, kedisplinan, kepatuhan, kemampuan kerja sama dengan orang lain, ketahanan didalam menghadapi tekanan-tekanan, kemampuan berkomunikasi dengan baik, kemampuan bereaksi secara positif didalam menghadapi berbagai rintangan, dll.

Seorang Direktur pernah berkomentar seperti ini,"Bagaimana saya mau promosikan dia jadi Manager....kalau saya beri dia tugas yang sulit-sulit, dia protes. Kalau saya tekan dia sedikit, besok bisa ngak masuk kerja. Rata-rata 1 bulan keterlambatan masuk kerja dia kurang lebih ada 60 menit. Kalau ide-idenya saya tidak setujui, mukanya langsung berubah jadi manyun dan monyong. Dengan rekan-rekan kerjanya, ia juga dikenal antik, suka emosional kalau kemauannya tidak diikuti".  Jadi aspek ketrampilan non-tehnis bicara tentang ATTITUDE.

Sebelum dipromosi, setiap karyawan akan diuji dua aspek oleh perusahaan, yaitu ketrampilan tehnis dan non-tehnis. Mayoritas orang tidak lulus dalam pengujian aspek non-tehnis. Dan biasanya pengujian tersebut akan dilakukan dalam waktu yang panjang, dan bisa bertahun-tahun, untuk menentukan apakah orang ini bisa dijadikan partner kerja top management.

#3. Mentalitas anak-anak
"Karena saya tidak dihargai oleh perusahaan, yaaa saya kerja sesuai dengan apa yang saya terima. Saya dibayar nya segini, ya kasih tenaga saya juga sesuai dengan gajinya..."

Sehingga ada karyawan yang memiliki prinsip kerja seperti ini," Sebenarnya saya mampu mengerjakan tugas ini dalam waktu 3 jam, tapi saya sengaja kerjakan dalam 2 hari. Buat apa saya kerja cepat-cepat, toh usaha saya tidak dihargai..."

Cara berpikir seperti ini persis seperti cara berpikir anak kecil,"Kalau Mama tidak belikan mainan...saya tidak mau tidur siang.....". Jadi saya baru mau taat dan tidur siang kalau tuntutan saya dikabulkan ( yaitu beli mainan ).

Banyak orang tidak menyadari bahwa kalau kita bekerja, kita sedang menjual ketrampilan kita. Harga kita tergantung seberapa besar kualitas ketrampilan yang dijual. Orang yang memiliki prinsip keliru ini, tidak pernah akan mau belajar terus menerus untuk meningkatkan kualitas ketrampilannya. Ia merasa rugi untuk bekerja keras, bekerja lebih produktif, bekerja dengan menunjukan prestasi. Karena fokusnya adalah upah yang ia terima. Orang seperti ini ingin menuai tetapi tidak mau menanam. Mau mendapatkan tetapi tidak mau memberi. Mau berhasil, tetapi tidak mau menjalankan prosesnya. Padahal segala aspek dalam kehidupan ini berlaku, APA YANG ANDA TABUR, ITU YANG ANDA TUAI.

Ciri-ciri karyawan yang memiliki mentalitas anak-anak :
-       Selalu menuntut, tetapi sedikit berbuat
-       Selalu menyalahkan lingkungan, tetapi tidak penah intropeksi
-       Selalu menuntut syarat dahulu, baru bersedia mau melakukan sesuatu
-       Menginginkan sukses yang cepat, tetapi tidak mau menjalankan proses.
-       Tidak pernah mau belajar dari kesalahan lalu

Bila Anda memiliki anak buah yang memiliki ciri-ciri seperti diatas, apakah Anda mau beresiko untuk mempromosikan dia ke jenjang yang lebih tinggi? Coba jawab sekarang !

#4. No Easy Success
Tidak ada keberhasilan yang mudah didalam dunia ini. Tidak ada pekerjaan yang gampang dengan rintangan yang sedikit. Bila Anda menginginkan promosi ke jenjang yang lebih tinggi, Anda harus memiliki kemampuan untuk menyelesaikan berbagai tantangan yang lebih berat. Apabila saat ini Anda diberikan beban "masalah" dengan takaran seperti sekarang, pertanyaannya, apakah Anda sanggup mengatasinya? Bila Anda belum sanggup menyelesaikannya, apakah Anda sanggup memikul beban yang lebih berat pada jenjang jabatan yang lebih tinggi?

Banyak karyawan dan profesional yang mengeluh tentang kesulitan dan rintangan yang ia hadapi. Dan banyak diantara mereka memiliki pola pikir "Kalau rintangannya tidak seberat ini, pasti saya bisa menyelesaikan tugas ini dengan tuntas. Abis masalahnya berat sih......" Nah lho, justru Anda sedang diuji, apakah Anda sanggup mengatasi masalah dan beban seperti ini. Kalau Anda bisa dan berhasil, yesssss......., Anda bisa berbangga diri, karena menambah koleksi ketrampilan yang baru lagi. Kesimpulannya, coba Anda ukur diri, apakah Anda sudah menjadi seorang PROBLEM SOLVER, artinya setiap diberi tugas-tugas ( baik yang berat maupun ringan ), Anda sudah bisa selesaikan dengan tuntas tanpa banyak mengeluh & tuntutan. Kalau bisa selesai, dan selalu bisa selesai, coba Anda tambahkan lagi tingkat kesukarannya, dan tinjau lagi, apakah Anda berhasil tidak ? Kalau belum, latihan terus hingga berhasil.

Dengan kata lain, bila posisi Anda sekarang adalah Supervisor, coba uji diri Anda, apakah Anda sanggup mengangkat beban kerja seorang Manager? Apakah anda sudah memiliki berbagai ketrampilan yang dibutuhkan oleh seorang Manager? Bila belum, sekali latihan terus hingga berhasil. Dan selalu ingat : tidak ada keberhasilan tanpa perjuangan gila-gilaan. Semuanya ada harga yang harus dibayar. Dan seringkali, harganya mahal untuk bisa berhasil.

Bila Anda sedang patah semangat sekarang, bangkit, buat suatu target untuk masa depan Anda, rubah cara berpikir Anda, tabur hal yang benar dan jangan pernah menyerah hingga tiba di tujuan. Selamat mencoba lagi dengan cara yang berbeda

Minggu, 22 Mei 2011

Ini Potensi Saya

Apakah Anda termasuk orang yang belum mampu mengenali bakat Anda serta memaksimalkan potensi diri yang ada dalam diri Anda? Jangan berkecil hati, karena Anda tidak sendirian. Banyak orang yang masih belum mampu mengenali potensi diri dan bakat terpendam yang ada dalam dirinya. Hal itu dikarenakan kurangnya kepedulian mereka terhadap potensi diri dan bakat alami maupun bakat terpendam yang ada dalam dirinya untuk menjadikan meraka memiliki sesuatu hal yang sangat besar dan berarti dalam hidupnya.

Tidak ada kata terlambat untuk menggali potensi diri dan memaksimalkan bakat yang ada dalam diri Anda. Dan janganlah berkecil hati karena semua orang tentunya memiliki potensi diri dan bakat alami yang masih harus digali dan dipelajari. Banyak cara agar Anda bisa menggali dan memaksimalkan potensi dalam diri Anda. Best Tips Tricks Collection akan memberikan kepada Anda sebuah masukan, tips, saran serta langkah, agar Anda mampu menggali dan memaksimalkan potensi yang ada dalam diri Anda. Ada empat kunci utama agar Anda mampu mengeluarkan bakat Anda yang masih tersimpan dalam diri Anda. Empat kunci itu antara lain :

#1. Keahlian
Keahlian adalah segala sesuatu dimana Anda dapat mempelajari dan mengerjakannya dengan mudah. Lalu, apakah Anda merasakan bahwa Anda mengalami kemudahan dalam mempelajari dan mengerjakan suatu hal? Atau Anda mampu mengerjakan sesuatu di atas rata-rata orang lain dalam mengerjakan dan menyelesaikannya? Atau bahkan Anda mampu memperhitungkan segala sesuatu dengan lebih cepat dari kebanyakan manusia lainnya? Maka, bisa jadi itulah potensi diri yang ada dalam diri Anda, dan Anda harus lebih menggalinya serta menekuni sesuatu yang bisa Anda selesaikan serta perhitungkan lebih cepat di atas rata-rata orang lain. Kemudian pikirkanlah semua itu agar Anda mampu memastikan bahwa itulah sesungguhnya bakat Anda.

#2. Ketertarikan
Ketertarikan adalah keinginan hati untuk lebih dapat mengetahui dan mempelajari akan sesuatu hal. Jika Anda memiliki keinginan yang kuat terhadap sesuatu hal, maka perhatikanlah bahwa itu bisa menandakan bahwa potensi diri dan bakat Anda mengarah kesana. Terkadang ketertarikan akan sesuatu hal di atas rata-rata keinginan kita yang lainnya, bisa menjadi petunjuk bahwa ada potensi dan bakat dalam diri kita terhadap hal itu.  Dan hal itu tidak semata-mata ambisi atau hobi belaka, karena disanalah naluri kita bekerja. Sehingga dengan ketertarikan itu, bisa lebih mengembangkan keingintahuan kita serta berusaha mempelajarinya lebih dalam. Dengan demikian ketertarikan Anda pada suatu hal bisa mengarahkan Anda pada potensi dan bakat sesungguhnya yang Anda miliki.

#3. Kepuasan
Kepuasan adalah perasaan jiwa dimana kita merasakan adanya kegembiraan, kesenangan, ketenangan dan kenyamanan pada saat melakukan suatu hal. Perhatikan dengan baik, kegiatan apakah yang membuat Anda merasa betah berlama-lama atau merasa tidak ingin melepaskan kegiatan itu? Sebagai contoh, banyak orang yang betah berlama-lama dengan sebuah komputer, kendaraan, kerajinan tangan, olahraga dan kegiatan lainnya.

Di saat Anda merasakan kepuasan dan kenyamanan dari kegiatan tersebut, maka bisa jadi pertanda potensi dan bakat Anda adalah disana. Maka Anda harus lebih mencermati dan memperhatikan hal-hal yang bisa membuat Anda merasakan kepuasan atau kenyamanan saat melakukannya. Kepuasan dan kenyamanan itu akan membawa Anda pada potensi dan bakat Anda sesungguhnya.

#4. Kebiasaan
Kebiasaan adalah segala sesuatu yang biasa kita lakukan dan menjadi rutinitas dalam kegiatan, tingkah laku, perbuatan dan sikap kita sehari-hari. Apakah orang-orang di sekitar Anda merasa tertarik dengan Anda? Atau apa yang membuat mereka ingin selalu dekat dengan Anda? Bila ada sesuatu hal yang membuat mereka ingin selalu dekat dengan Anda atau mereka merasa tertarik dengan sikap Anda atau bahkan mereka merasa nyaman dengan perilaku Anda, maka perhatikan apa yang telah Anda lakukan! Misalnya saja, Anda mampu memberikan solusi dalam kegiatan menajemen perusahaan, sehingga rekan Anda merasa membutuhkan atau tertarik pada Anda, maka disanalah potensi diri dan bakat Anda bisa dimaksimalkan.

Bila Anda mampu membuat orang lain tertarik dengan hasil karya Anda, maka perdalam ia. Bisa jadi disanalah bakat Anda akan muncul. Dan masih banyak lagi kebiasaan kita yang bisa membuat orang tertarik atau ingin merasa dekat dengan kita. Jika Anda termasuk dalam kategori seperti orang dimaksud, maka tetaplah pada kebiasaan Anda dan maksimalkan kebiasaan yang membuat orang lain tertarik pada Anda.

Empat kunci utama untuk mengenali potensi dan bakat yang terpendam dalam diri Anda tersebut, akan menjadi suatu keberhasilan dan Anda akan menemukan bakat Anda yang sesungguhnya, apabila Anda benar-benar bekerja keras untuk memaksimalkan bakat tersebut. Bakat yang tidak diasah, akan menjadikannya sebuah potensi yang tidak akan membawa banyak manfaat kepada Anda. Namun jika Anda mampu menggali, mengasah dan menekuni potensi dan bakat Anda, maka ia akan menjadi perantara menuju keberhasilan Anda.

Demikian yang bisa Best Tips Tricks Collection sampaikan kepada Anda. Semoga paparan yang sederhana ini bisa membuat Anda semakin termotivasi untuk mengembangkan potensi dan bakat Anda sesungguhnya. Dan tetaplah semangat menjalani rutinitas Anda.


Mengapa Karakter Penting

Selama ini, kita cenderung melihat dan menilai seseorang hanya dari penampilan luarnya. Misalnya dari cara berpakaian, berjalan, berbicara, melihat, duduk, makan, bekerja, berjabat tangan, mengatur rambut dan semua hal yang tampak dari luar. Tak heran jika ada kecenderungan orang “berjuang” mati-matian demi mendapatkan penampilan luar yang menawan. Karena penampilan lahiriah sangat mudah diatur, bahkan bisa dikamuflase.

Penampilan luar seseorang sering kita sebut ‘etiket’. Seseorang yang pandai membawa diri dalam setiap situasi, sering kali kita sebut orang yang beretika. Tapi orang yang beretika belum tentu memiliki kualitas kehidupan yang baik pula. Karena yang dilihat orang lain pada umumnya pada waktu seseorang dalam keadaan normal. Jikalau dia mengalami tekanan, tantangan & masalah, barulah muncul kualitas karakter yang sesungguhnya. Setiap orang berpotensi untuk memanipulasi orang lain dengan penampilan yang keren, rapi dan berwibawa. Tapi, ada satu alat uji yang sangat ampuh jika kita ingin mengetahui kualitas kehidupan seseorang, yaitu waktu!

Pada umumnya, kita berinteraksi dengan orang lain hanya secara temporal. Misalnya, pada waktu jam kerja atau bahkan beberapa jam saja. Oleh karena itu, orang yang paling tahu siapa kita dan bagaimana kualitas karakter kita sesungguhnya adalah orang-orang yang bergaul dan bersama kita dalam waktu yang panjang dan berkala.

Dengan begitu, tampaklah ekspresi–ekspresi yang tersembunyi pada waktu tertentu. Karena sesungguhnya, seseorang tidak mungkin terus-menerus sanggup menyembunyikan manusia dalamnya. Dari cara dia berbicara, bersikap, dan merespons sesuatu, sebenarnya kita bisa mengenali temperamen ataupun karakter seseorang.

Ya, kualitas hidup tidak selalu identik dengan kekayaan, kesuksesan, kepandaian ataupun jabatan seseorang. Ada hal yang lebih mendasar dari semua itu, yaitu karakter. Seorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki hidup yang berkualitas. Ia bisa saja tidak memiliki apa pun untuk dibanggakan, tetapi jika dia menempatkan karakter sebagai yang utama, kehidupannya akan bersinar, lebih daripada pribadi yang lain.

Mengapa karakter itu penting? Karena dengan karakter kita akan menemukan :
1.        Sebuah kualitas kehidupan.
2.        Nilai-nilai untuk hidup benar.
3.        Benih-benih kesuksesan
4.        Sikap mental yang terlatih pada ujian datang
5.        Kekuatan dari dalam untuk bertahan dan menang.
6.        Arti dan makna sebuah proses kegagalan dan kesuksesan.
7.        Kebenaran yang hakiki dari nurani.
8.        Filosofi, prinsip kebesaran jiwa
9.        Pertumbuhan sikap mental menjadi kuat.
10.    Prinsip keserupaan kita dengan Tuhan.

Kekuatan karakter seseorang akan tampak saat ia mengalami tekanan, tantangan, masalah, ujian, dan pencobaan. Karena letaknya “di dalam”, karakter sering kali tidak terlihat. Karakter berbeda dengan kepribadian. Kepribadian adalah cara hidup atau etika hidup seseorang yang bisa dilihat dan dirasakan orang lain di sekelilingnya kita. Kepribadian sering kali tidak menunjukkan manusia dalam atau karakter seseorang. Kualitas sebuah kepribadian memang bisa membuat seseorang itu sukses, tetapi hanya kualitas sebuah karakter yang akan membuat seseorang bertahan di puncak kesuksesannya

Pemimpin Ideal

Seorang pemimipin (leader) sangat diperlukan dalam suatu organisasi atau kelompok. Bahkan kelompok terkecil sekalipun (keluarga, misalnya) tetap membutuhkan adanya figur seorang pemimpin (yaitu, ayah/bapak sebagai kepala/pemimpin rumah tangga). Pemimpin, dalam menjalankan peranannya, tidak hanya sekedar berusaha memimpin dengan baik saja. Selain baik, pemimpin haruslah ideal. Ideal dalam artian tidak hanya kinerjanya saja yang baik tetapi juga dapat menimbulkan loyalitas dari bawahannya.

Mengapa terdapat bawahan dapat menjadi begitu loyal terhadap pemimpinnya? Atau barangkali mengapa terdapat bawahan yang kurang atau bahkan sama sekali tidak loyal terhadap pemimpinnya? Loyalitas bawahan terhadap pemimpin disebabkan oleh karena orang yang menjadi pemimpinnya mempunyai suatu kekuatan (power). Kekuatan tersebut bersumber dari beberapa unsur yang dapat menentukan loyal tidaknya bawahan kepada pimpinannya.

Sumber Kekuatan dan Unsur-unsurnya:
A. Jabatan
1. Legitimate
2. Reward and Coercive

B. Diri Pribadi
1. Expertise
2. Reference
3. Networking
4. Charisma

Sumber kekuatan pertama adalah jabatan. Kebanyakan bawahan mau bersikap loyal kepada
pimpinannya dikarenakan oleh kekuatan tersebut. Mereka mau tidak mau harus loyal terhadap pemimpinnya karena memang berada di bawah kepemimpinan seseorang. Kekuatan ini mempunyai dua unsur, yaitu legitimate power (kekuatan legitimasi) dan reward and coercive power (kekuatan untuk menghargai dan memaksa).

Legitimate power merupakan unsur kekuatan yang dapat diistilahkan sebagai “surat pernyataan” yang menyatakan secara resmi bahwa seseorang adalah pemimpin bagi suatu kelompok/bawahan tertentu. Dengan unsur inilah, pemimpin dapat “menundukkan” bawahannya karena memang ia telah ditunjuk secara resmi untuk menjadi pimpinan. Dengan begitu, bawahan mau tidak mau (dan harus mau) untuk loyal pada pemimpinnya karena memang itu harus dilakukan.

Contohnya dapat dilihat pada kepemimpinan seorang kepala sekolah. Kepala sekolah ( di sekolah manapun) bertugas berdasarkan SK (Surat Keputusan). Dengan SK tersebut, para guru dan staf lainnya menduduki jabatan sebagai bawahan dari kepala sekolah. Oleh karena si kepala sekolah mempunyai SK yang semakin mengukuhkan jabatannya tersebut, maka mau tidak mau bawahan (guru dan staf lainnya) harus menaati apa yang diperintahka n oleh kepala sekolah.

Reward and coercive power merupakan unsur kekuatan yang cenderung mengarah pada pemberian suatu balas jasa secara timbal balik antara pimpinan dan bawahan. Dalam bahasa praktisnya dapat dikatakan bahwa jika pemimpin berkata “A”, maka bawahan harus melakukan “A”. Jika mau melakukan, akan mendapat balas jasa berupa penghargaan, insentif, atau semacamnya.

Jika tidak, juga akan mendapatkan balasan yang bersifat hukuman atau paksaan. Bawahan tentu saja akan menghindari yang dinamakan hukuman dan meraih apa yang dinamakan penghargaan. Dengan begitu, bawahan akan dengan loyalnya mengikuti apa yang diperintahkan pimpinannya dalam rangka untuk mendapatkan penghargaan dan menghindari hukuman. Apabila bawahan nekat untuk tidak mau melaksanakan, nantinya akan tetap dipaksa untuk tetap melakukan perintah pimpinannya. Dalam praktik, unsur ini tidak terlepas dari unsur sebelumnya (legitimate power).

Karena tanpa adanya legitimate power, pemimpin tidak mempunyai kekuatan penuh untuk menjalankan kebijakan-kibijakannya terkait dengan reward and coercive power. Dengan adanya legitimate power, maka pemimpin akan dapat melakukan reward and coercive power untuk dapat membuat bawahannya menjadi loyal.

Contohnya seperti pada dunia kerja. Seorang pimpinan (katakanlah seorang bos) memerintahkan bawahan-bawahannya untuk menyelesaikan suatu proyek dalam tenggat
waktu tertentu. Jika selesai tepat waktu atau kurang dari waktu yang ditentukan akan mendapat insentif berupa 2 kali gaji. Namun jika tidak, bos akan marah dan insentif tidak didapat. Jika Anda sebagai bawahan, apa yang akan dilakukan? Mendapat insentif atau menerima omelan dari bos? Lebih baik besikap loyal daripada harus mendapat hukuman, bukan?

Selanjutnya, loyalitas bawahan juga tergantung dari unsur-unsur yang ada pada diri pribadi pemimpin itu sendiri. Jika ada sesuatu dari diri pemimpin yang dapat dikatakan menarik atau cocok dengan yang diinginkan bawahannya, maka tentu saja bawahan akan menjadi sangat loyal kepada pemimpinnya. Unsur-unsur tersebut adalah expertise (keahlian), reference (referensi, dalam hal ini lebih dikaitkan pada kepribadian), network (jaringan, atau hubungan relasional dengan pihak lain),
dan charisma (kharisma).

Expertise merupakan keahlian yang dimiliki oleh pemimpin. Jika pemimpin memiliki keahlian yang memadai dalam menjalankan peran kepemimpinannya, maka ia akan dipercaya oleh bawahan-bawahannya. Keahlian yang diperlukan tidak hanya berupa keahlian memimpin saja, tetapi juga keahlian spesifik yang memang harus dikuasai sesuai dengan bidangnya.

Contohnya seperti pada kepala bagian kebersihan di suatu organisasi perusahaan. Kepala bagian kebersihan, selain mempunyai kemampuan untuk memimpin bawahan-bawahannya(orang-orang yang bekerja sebagai cleaning service), harus mempunyai keahlian yang dibutuhkan oleh seorang cleaning service. Untuk apa kemampuan tersebut dibutuhkan?

Agar pemimpin dipercaya oleh bawahannya. Coba Anda bayangkan, jika seorang kepala bagian kebersihan tidak mengetahui bagaimana caranya untuk membersihkan kamar mandi dan disuruh untuk menilai kinerja bawahannya. Tentu saja pemimpin tersebut hanya dapat menilai tanpa ada dasarnya (karena ia tidak mempunyai kemampuan yang detil mengenai cara membersihkan kamar mandi). Bawahannya akan berkurang loyalitasnya karena merasa bahwa mereka dipimpin dan diperintah oleh orang bodoh. Untuk itu, keahlian spesifik tersebut sangatlah diperlukan selain keahlian memimpin.

Reference merupakan referensi. Dalam hal ini, referensi yang dimaksud adalah referensi dari diri pribadi pemimpin terkait dengan kepribadiannya. Tidak hanya terbatas pada kepribadiannya di saat memimpin saja tetapi juga seluruh kepribadian yang ada pada dirinya. Kepribadian dalam memimpin jelas merupakan prioritas utama. Karena bawahan akan menentukan loyal tidaknya pada seorang pemimpin berdasarkan kepribadian yang tampak pada saat pemimpinnya memimpin. Jika seorang pemimpin memiliki kepribadian dalam memimpin, antara lain selalu bersikap baik dan selalu berkomunikasi dengan bawahannya secara baik, tentu saja bawahan akan loyal terhadapnya.

Sebagai contoh, bos dan karyawan. Jika seorang bos selalu besikap baik, murah senyum, dan tidak terlalu banyak menuntut macam-macam dari bawahannya, maka bos tersebut akan disukai oleh bawahannya. Bawahan merasa bahwa mereka dipimpin oleh seseorang yang memiliki kepribadian yang baik sehingga akan percaya pada kepemimpinan bos tersebut.

Network merupakan jaringan pertemanan atau hubungan relasional pemimpin dengan pihak lain. Pihak lain di sini bisa berarti orang-orang yang menjadi temannya atau pemimpin-pemimpin yang lain. Dengan jaringan pertemanan yang luas, bawahan merasa bahwa pemimpinnya adalah seseorang yang dapat berkomunikasi dan menjalin hubungan baik dengan orang lain. Bawahan akan loyal pada pemimpin yang mempunyai hubungan baik dengan pihak lain.

Contohnya, kepala sekolah yang memiliki banyak relasi di luar sekolah yang dipimpinnya. Bawahan (guru dan staf) merasa dipimpin oleh pemimpin yang senang berteman sehingga bawahan akan lebih merasa nyaman dengan kepemimpinan kepala sekolah tersebut. Coba Anda bayangkan jika dipimpin oleh seorang pemimpin yang tidak suka menjalin hubungan baik. Tentu saja Anda akan memilih untuk menjaga jarak dengan pemimpin tersebut dan menurunkan loyalitas Anda, bukan?

Charisma merupakan karisma seorang pemimpin yang ada pada dirinya. Karisma ini tidak semua orang memiliki. Ada yang mendapatkannya secara lahiriah, ada pula yang mendapatkannya dengan sengaja mebuat agar karisma tersebut ada pada dirinya. Karisma adalah unsur yang dapat dikatakan mempunyai pengaruh yang dominan terhadap ketulusan loyalitas bawahan. Dengan karisma yang dimiliki, pemimpin dapat dengan mudah memimpin bawahannya dan bawahan dengan tulus dan senang hati akan melakukan apa yang diperintahkan. Namun sayangnya, karisma ini tidak semua pemimpin dapat memilikinya. Hanya saja, karisma dapat dicari dan ditumbuhkan dalam diri seorang pemimpin. Selain itu, karisma biasanya bersifat subjektif. Terkadang hanya beberapa orang saja yang dapat melihat karisma dari seseorang. Jika di mata seorang bawahan bahwa pemimpinnya memiliki suatu karisma dalam memimpin, belum tentu bawahan lain akan menilai sama.Sebagai contoh, coba Anda lihat pemimpin pemimpin yang ada di sekitar Anda. Perhatikanlah bagaimana cara pemimpin tersebut memimpin. Jika ada salah satu atau beberapa pemimpin yang menarik atau sangat menarik bagi Anda, itu berarti pemimpin tersebut memiliki karisma di mata Anda. Namun perlu diingat bahwa karisma ini bersifatsubjektif. Jadi, belum tentu orang lain akan menilai sama dengan penilaian Anda.

Pemimpin ideal merupakan pemimpin yang tidak hanya memiliki kinerja yang amat baik. Tetapi juga mendapatkan loyalitas dari bawahannya. Tanpa loyalitas, pemimpin masih belum dapat dikatakan ideal. Karena pemimpin yang sebenarnya adalah pemimpin yang mampu memimpin bawahan-bawahannya secara baik dan juga ditaati. Jika pemimpin telah memiliki kemampuan tersebut, maka loyalitas bawahan akan mengikutinya.

Ayo Pensiun Dini

Setiap manusia pasti akan tua walaupun saat ini muda segar bugar sehat walafiat. Sangat salah jika ketika kita masih muda kita lupa bahwa hari esok akan sama dengan sekarang. Kita semua pasti akan mengalami masa lanjut usia alias lansia jika umur kita panjang. Sehat saat ini pun di masa mendatang kita bisa sakit parah yang butuh banyak pengorbanan. Dengan begitu kita harus memperhitungkan masa tua kita agar tidak menyesal atas perbuatan kita di masa muda.

#1. Persiapkan Aset Standar Mendasar
Selagi muda tidak ada salahnya kita persiapkan hal-hal dasar yang akan berguna sampai kakek nenek nanti. Rumah, sepeda motor, mobil, perabotan dan lain-lain merupakan contoh aset dasar. Utamakan rumah yang lokasi bagus untuk membesarkan anak dan merupakan investasi yang bagus di masa depan. Bayangkan jika kita pensiun tetapi rumah masih ngontrak, bagaimana itu rasanya? Jika ada uang lebih segera ambil kredit rumah landed, bukan rumah susun ataupun apartemen.

Beli rumah yang kecil kemungkinan digusur dengan sertifikat hak milik dengan ukuran dan desain yang baik. Jika punya uang lebih belilah kendaraan motor / mobil yang bisa awet dipakai sampai tua nanti dengan biaya perawatan yang kecil. Gonta-ganti rumah, mobil, perabot dan sebagainya akan membuang-buang uang, maka dari itu pilih yang tahan lama, awet dan mudah serta murah perawatannya.

Jangan ikuti nafsu syetan dengan selalu merasa ingin beli sesuatu yang terbaru, modis, trendy, canggih dan lain sebagainya. Beli sesuatu yang sederhana yang bisa dipakai dalam jangka waktu lama dan tetap menggunakannya selama masih berfungsi dengan baik. Contoh : sebenarnya kita bisa ganti hp setiap lima tahun sekali.

#2. Persiapan Sosial Kemasyarakatan
Persiapkanlah orang-orang di sekitar kita untuk memberikan perhatian kepada kita ketika kita memasuki usia lanjut. Didik anak-anak kita dengan baik agar mereka nantinya dapat hidup mandiri dan memiliki rezeki yang lebih untuk membantu membahagiakan orangtuanya di masa lansia. Bina hubungan kita dengan istri atau suami agar selalu setia mendampingi dan membantu kita di masa sulit dan di masa senang.

Manusia adalah makhluk sosial yang butuh komunikasi dan uluran tangan orang lain untuk dapat bertahan hidup secara wajar. Banyak-banyaklah membantu orang-orang di sekitar kita tanpa pamrih tanpa diminta karena suatu saat mungkin mereka akan memberikan bantuan yang lebih dari yang kita minta nantinya ketika kita memasuki masa-masa yang sulit.

Jangan lupa bahwa kita punya Tuhan yang menciptakan kita. Oleh karena itu jika ingin hidup kita berarti, maka pilih surga dengan beribadah dan bertaqwa kepada Allah SWT. Percuma kita hidup senang seratus tahun namun setelah kita mati kita dilempar ke neraka yang pedih dan penuh penderitaan. Perbanyak amal ibadah mulai sekarang sebagai bekal alias investasi setalah kita meninggalkan dunia ini.

#3. Persiapan Tabungan Hari Tua
Menabung itu penting dan sangat berguna jika tahu caranya. Intinya menabung dalam bentuk uang kertas dan uang logam baik di rumah maupun di bank akan sangat merugikan karena laju inflasi yang tinggi hanya akan mengurangi nilai uang kita walaupun secara angka bertambah karena mendapatkan bunga dari bank.

Menabunglah pada sesuatu yang memiliki harga dan nilainya konstan tetap atau bahkan bisa bertambah seperti dalam bentuk emas, perak, berlian, platina, batu perhiasan, benda antik, koleksi benda kuno, dan lain sebagainya. Walaupun terjadi inflasi, benda seperti emas dan perak harganya akan ikut terus naik baik di dalam negeri maupun di luar negri.

Saat ini ada koin emas dan koin perak yang merupakan alat tukar zaman dulu yang saat ini mulai digandrungi banyak orang yaitu dinar dan dirham. Koin emas tersebut di Indonesia dicetak oleh PT. Aneka Tambang (Antam) yang dapat berlaku sebagai alat tukar yang sah pada komunitas tertentu di Indonesia. Dengan dinar emas dan dirham perak kita bisa investasi sekaligus transaksi tanpa harus takut inflasi karena emas dan perak jumlahnya terbatas di dunia ini serta bernilai tinggi dan merupakan alat transaksi yang direstui oleh Tuhan Allah SWT.

#4. Persiapan Penghasilan Di Masa Pensiun / Masa Sulit
Semua orang butuh uang untuk bertahan hidup dalam masyarakat. Tidak terkecuali orang tua sebaiknya tetap memiliki penghasilan agar tidak selalu bergantung pada anak, istri/suami atau orang lain di sekitar kita.

Jika kita pegawai negeri sipil atau tni polri maka bolehlah kita sedikit tenang dalam menghadapi masa lanjut usia karena mendapatkan gaji walaupun tidak bekerja. Namun bagi yang selalu merasa kurang atau yang bekerja di bumn dan swasta serta nonformal maka masa tua akan terlihat sangat menakutkan karena ada kemungkinan untuk kehilangan penghasilan namun memiliki beban biaya hidup yang besar.

Selagi muda ristislah bisnis yang dapat menyelamatkan kita di masa depan. Memiliki berbagai unit usaha yang berbeda-beda tanpa harus melibatkan kita dalam pengelolaannya sudah cukup membuat hati tenang. Bisa juga dengan memiliki banyak rumah, tanah, toko, kios dan lain sebagainya yang bisa disewakan. Jangan lupa mendidik generasi penerus yang dapat menjalankan bisnis tersebut tanpa kita yang dapat kita percaya seperti anak kandung, keponakan, cucu, sahabat, dan lain sebagainya.

Mengapa Karyawan Tidak Kaya

Memang, secara logika, seorang karyawan ataupun pegawai sulit menjadi kaya, terlebih menjadi seorang konglomerat dengan penghasilan ratusan juta perbulan. Secara matematis karyawan atau pegawai tidak bisa kaya, mungkin ada beberapa alasan yang menyebabkan itu, yaitu :

#1 Tidak Menyadari Potensi Dalam Diri
Semua orang ingin kaya, namun ternyata tidak semua orang menyadari bahwa dirinya berpotensi menjadi kaya. Mungkin itu jga yang terjadi pada anda, mungkin saat ini anda mempunyai penghasilan tiap bulan 1,5 juta. Dengan gaji begitu anda pasti berfikir tidak mungkin untuk menjadi kaya, makan saja pas-pasan.

Jika fikiran itu yang ada dalam benak anda, mungkin Cuma mau menyarankan, ubahlah segera pola fikir itu, dengan mengubah pola fikir bisa menjadi modal utama untuk meraih kehidupan yang lebih baik. Jika kita berfikir bisa, kita pasti bisa, dan jika berfikir gagal, maka kegagalanlah yang akan kita tuai.

#2 Berfkir Jangka Pendek
Kebanyakan orang yang berprofesi sebagai karyawan atau pegawai yang berfikir jangka pendek tentang kehidupan, misalnya, bagimana hari ini bisa makan, bagaimana besok membayar cicilan, bagaimana besok bisa bayar tagihan, bagaimana nanti bisa membelikan baju anak, dan lain sebagainya, kebanyakan hanya berdasarkan pada hitungan hari, minggu, dan bulan. Jarang yang berfikir, apa yang harus dimiliki 20 tahun mendatang, atau kondisi apa yang diinginkan jika pension nanti ? itulah salah satu faktor yang member andil mengapa karyawan atau pegawai tidak bisa kaya.

#3 Berpenghasilan Tetap dan Bukan Tetap Berpenghasilan
Maksudnya ? ya, biasanya status sebagai karyawan atau pegawai berpenghasilan tetap, yang setiap bulannya mendapatkan penghasilan yang tetap, walaupun ada kenaikan tetapi tidak signifikan dan tidak dapat mengimbangi berbagai kehdupan hidup.

Beda halnya jika tetap berpenghasilan, ini biasanya adalah orang yang menjalani bisnis atau seorang pengusaha yang penghasilannya tidak tetap tetapi tetap berpenghasilan, yang mungkin bulan ini mendapatkan 1 juta, tidak menutup kemungkinan bulan depan jadi 3 juta dan dalam beberapa bulan bisa menjadi puluhan atau pun ratusan juta rupiah. Jika menjalankan bisnis berdasar sistem yang baik

#4 Lebih Besar Pasak Dari Pada Tiang
Bila ingin melihat disekeliling masih banyak saudara kita yang mendapatkan gaji dibawah standar hidup minimum (UMR). Contohnya saja dilingkungan saya, seorang guru honorer yang mengajar mulai hari senin sampai hari sabtu, yang berangkat kesekolah dengan menggunakan angkot dan hasil kerjanya itu setiap bulannya dia menerima gaji sebesar Rp. 550.000,-

Tetunya dengan penghasilan begitu tidak dapat untuk memenuhi kebutuhan finansial, apalagi untuk kebutuhan untuk tabungan dan investasi,  boro-boro untuk investasi, untuk sewa angkot saja mungkin tidak cukup, belum lagi untuk makan. Cukupkah ? Berfikirlah,…… lain waktu di lanjut ya, tentang bagaimana karyawan atau pegawai bisa mempunyai omzet ratusan juta….